Abstrak
Alam
semesta begitu luas, besar, dan misterius. Segala sesuatu dibumi dan segala
yang pernah kita amati planet, bintang, galaksi, atau semua materi normal
ternyata menghasilkan kurang dari 5% massa alam semesta. Bahkan jika dipikir mungkin seharusnya tidak bisa disebut materi
normal sama sekali karena hanya berupa bayangan kecil dari alam semesta. Hal
itu mungkin merupakan fakta paling mengejutkan pada abad ke-20. Lalu jika semua
itu hanya kurang dari 5%, apa sisanya yang lebih dari 95% itu?
Sisa
alam semesta tampak terbuat dari zat misterius yang tidak terlihat yang disebut
materi gelap atau dark matter yaitu sebanyak 23% dan sebagian besarnya
sekitar 73% adalah kekuatan menolak gravitasi yang dikenal sebagai energi gelap
atau dark energy. Sudah jelas bahwa energi gelap jauh mendominasi
tatanan alam semesta ini. Jarak antara materi gelap dan semua materi yang telah
teramati saja sudah sangat jauh persentasenya. Jumlah materi yang tidak bisa
menghasilkan cahaya seperti planet, satelit, atau asteroid ditambah dengan
materi yang mampu menghasilkan cahaya seperti bintang benar-benar tidak
mencapai 5%.
Materi
gelap adalah materi yang tidak dapat terdeteksi dari radiasi yang dipancarkan
atau penyerapan radiasi yang datang ke materi tersebut tetapi kehadirannya dapat
dibuktikan dari efek gravitasi materi-materi yang tampak seperti bintang dan
galaksi. Ilmuwan belum melihat materi gelap secara langsung, namun ilmuwan
yakin akan eksistensi materi gelap karena efek gravitasi yang terlihat pada
galaksi dan gugus galaksi. Para ilmuwan menduga bahwa ledakan bigbang
menciptakan partikel sub atom tak terlihat yang tak terkira jumlahnya. Sejak
tahun 1993 ketika materi gelap ditemukan secara teoritis para astronom berjuang
mencari tahu mengenai partikel pembentuk materi gelap di alam semesta. Bahkan
ketika para peneliti menemukan bahwa gugus galaksi yang bernama ABELL 2744
memiliki materi gelap yang merespon gaya yang lebih kuat dari pada gaya
gravitasi, teori mengenai pembentukan partikel gelap di alam semesta pun kembali
mencuat.
Sumber:ESA/Hubble & NASA
warna biru menunjukkan total
konsentrasi massa (dominan materi gelap)
WIMPS
(Weakly Interacting Massive Particles) atau partikel lemah berukuran
besar yang saling berinteraksi di alam semesta diduga peneliti sebagai
pembentuknya. Jika gravitasi bekerja dengan menarik partikel ini justru
mendorong partikel lain. Hipotesis lain yang lebih utama adalah materi gelap
terdiri dari partikel eksotis yang tidak ada interaksi dengan materi normal
atau cahaya, namun tetap memberikan tarikan gravitasi. Beberapa kelompok ilmiah
termasuk CERN’S LARGE HADRON COLLIDER saat ini bekerja untuk
menghasilkan partikel materi gelap untuk studi di lab.
Selanjutnya
energi gelap atau dark energy yang lebih misterius dari pada materi
gelap. Penemuanya pada 1990-an mengejutkan para ilmuwan. Yang dimaksud energi
gelap adalah sesuatu yang menyebabkan alam semesta berekspansi dipercepat.
Meski jumlah total materi tidak memungkinkan itu terjadi keberadaan energi
gelap yang menjadi komposisi utama alam semesta merupakan salah satu penemuan
terbesar dalam kosmologi. Energi gelap ini mendominasi alam semesta dan
menyebabkan alam semesta berada dalam fase ekspansi yang dipercepat. Namun
penemuan keberadaan energi gelap merubah semuanya. Dalam alam semesta dengan
energi gelap hubungan antara geometri alam semesta dengan nasib kedepan alam
semesta itu menjadi runtuh. Meski alam semesta saat ini memiliki geometri datar
tapi masih terbuka kemungkinan bahwa nasib alam semesta kedepannya akan terus
mengembang seperti model alam semesta terbuka pada model standar kosmologi atau
mengembang dengan kecepatan mendekati 0 atau bahkan runtuh kembali. Akhir yang
seperti mana yang akan dialami alam semesta bergantung pada sifat dari energi
gelap itu sendiri dan ini membuat penelitian tentang energi gelap menjadi topik
yang sangat menarik dalam kosmologi. Sampai saat ini sangat sedikit yang
diketahui tentang energi gelap tapi setidaknya kita mengetahui sedikit tentang
properti energi gelap. Yang pertama tidak memancarkan gelombang
elektromagnetik. Yang kedua memiliki tekanan negatif yang besar. Besarnya
tekanan yang berorder sama dengan densitas energinya menunjukkan bahwa energi
gelap ini lebih bersifat energi dari pada materi yaitu pada materi tekanan jauh
lebih kecil dibanding densitasnya, karena itu energi gelap ini berbeda dengan
materi gelap. Yang ketiga tidak mengumpul membentuk gugus dengan materi secara
signifikan. Setidaknya sampai seukuran gugus galaksi.
Sumber:
Gov,ScienceNasa.2013.“DarkEnergy,DarkMatter”,https://science.nasa.gov/astrophysics/focus-areas/what-is-dark-energy,
diakses pada 03 November 2022 pukul 19.34.
Nama:
Zakaria
NIM: H1021221003
0 Komentar