Selama
ini masyarakat selalu memandang nuklir
sebagai sesuatu yang ganas dan
membahayakan. Hal tersebut karena kata nuklir lebih sering terdengar dalam konotasi
yang negatif seperti bom nuklir. Bom nuklir memiliki kesan yang buruk karena
tragedi di masa lampau yang membuktikan kemampuan penghancurannya. Contohnya kota
Hirosima dan Nagasaki yang menjadi saksi keganasan dari bom nuklir itu sendiri.
Maka dari itu sampai sekarang masyarakat memiliki ketakutan pada nuklir dan
aplikasinya, khawatir hal buruk akan terjadi kembali akibat nuklir.
Namun
seiring perkembangannya ilmu pengetahun dan teknologi aplikasi nuklir jauh lebih
berkembang. Aplikasi kini tidak hanya pada bidang militer untuk senjata perang
saja tetapi juga pada bidang kesehatan. Pada bidang kesehatan aplikasi nuklir
berguna membantu kesejahteraan hidup manusia, salah satunya untuk pengobatan kanker
berupa BNCT.
Aplikasi
Nuklir Pada Bidang Kesehatan
Pada
bidang kesehatan terdapat beberapa jenis aplikasi nuklir untuk pengobatan
kanaker salah satunya adalah BNCT. BNCT (Boron Neutron Capture Therapy), dari
namanya saja kita dapat menebak pada terapi ini memanfaatkan senyawa boron dan
sinar neutron. BNCT merupakan terapi kanker yang sedang berkembang di dunia sehingga
belum banyak institusi atau lembaga yang menyediakan terapi ini karena memang
masih tergolong baru. Berikut contoh klinik yang sedang mengembangkan dan akan
menggunakan BNCT yakni Southern TOHOKU Hospital Group dan
Kansal BNCT Medical Center. Meskipun jenis terapi ini masih tergolong
baru namun terapi ini memiliki potensi yang bagus untuk mengobati kanker. Hal tersebut
karena BNCT merupakan targeted therapy yang secara selektif bertujuan
mengobati sel-sel kanker yang berdampingan dengan sel-sel normal dan sehat.
Mekanisme
BNCT
Sumber: C, Gong, X. Tang, D. Shu. Yu, dan C, Geng, “Optimization of the
Compton Camera for measuring prompt gamma rays in boron neutron capture therapy”,
Appl. Radiat.
Isot., Vol. 124, no. February, pp. 62-67, 2017.
Boron
Neutron Capture Therapy menggunakan senyawa Boron-10, hal tersebut karena boron
ini stabil dan non-radioaktif. Setelah boron menangkap sinar neutron energi rendah
(neutron termal) kemudian Boron-10 menjadi Boron-11 yang tidak stabil dan
radioaktif. Karena ketidakstabilannya maka Boron-11 meluruh menjadi Lithium-7
dan Helium-4 (sinar alfa).
Pada
reaksi fisi tersebut 93,7% menghasilkan nuklida dengan energi 2,31 Mev. Senyawa
Lithium-7 yang terbentuk akibat peluruhan bergerak sejauh 4 µm sementara sinar
alfa sekitar 9 µm, sehingga pergerakan nuklida diperkirakan < 10 µm. jarak
pergerakan nuklida tersebut sebanding dengan diameter dari satu sel, sehingga
kerusakan yang diakibatkan hanya pada satu sel tersebut. Maka dari itu metode
terapi ini dikatakan targeted therapy yang hanya membunuh sel kanker
yang ditarget dengan efek yang minimal pada sel normal.
Gambar Jarak Nuklida Hasil Reaksi Peluruhan Boron-10
Sumber : Sumitomo Heavy Industry, L td.
Sumber
: warstek.com
Penulis
: Santika
NIM
: H1021181052
0 Komentar