Cari Blog Ini

Asas Dasar Fisika Keterampilan Proses Sains

Asas Dasar Fisika Keterampilan Proses Sains   

Sumber Google

Makna Sains Kata sains berasal dari bahasa inggris “science”, yang berakar pada kata lain “sciencia” yang berarti pengetahuan (knowledge) (Thompson, 2012). Kata sciencia merupakan kata benda yang berhubungan dengan kata kerja “sciere” yang berarti mengetahui (to know). Beberapa makna sains dalam beberapa sumber: “Science is the intellectual and practical activity encompassing the systematic study of the structure and behavior of the physical and natural world through observation and experiment (Oxford English Dictionary, 2019)” yang artinya Sains adalah aktivitas intelektual dan praktis yang mencakup studi sistematis tentang struktur dan perilaku fisik dan alam melalui observasi dan eksperimen. 
 Filsafat ilmu ialah salah satu cabang filsafat. Sesuai dengan kekhasan filsafat, kajian filsafat ilmu pun bersifat mendasar, universal, konseptual, dan spekulatif. Kini filsafat ilmu telah berkembang sebagai suatu ilmu (Latif, 2014), yang mempunyai obyek material pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), dan obyek formal problem-problem mendasar dari ilmu.Problem-problem mendasar dari ilmu antara lain: hakikat ilmu (the nature of science), metode ilmiah (scientific method), kebenaran ilmiah (scientific truth), penalaran ilmiah (scientific reasoning), eksplanasi ilmiah (scientific explanation), teori ilmiah (scientific theory), revolusi pengetahuan ilmiah (scientific revolution), realisme sains (scientific realism), keterbatasan sains (limitation of science), dan implikasi moral-etis dari aplikasi pengetahuan ilmiah. Aspek-aspek filsafat ilmu ini menjadi bahan kajian (subject matter) dalam mata kuliah filsafat ilmu atau yang lebih spesifik filsafat sains. Kajian Ilmu dalam artikel ini, dipersempit pada kajian ilmu alam atau sains dengan mengkaji lebih dalam pada kajian fisika. Esensi dari sains, yakni sains merujuk pada kumpulan pengetahuan (body of knowledge) yang terorganisasi secara sistematis tentang alam fisik, dan aktivitas penggalian (discovery) pengetahuan dengan menggunakan observasi dan eksperimentasi terhadap fenomena alam. Dari pada itu Chiappetta & Koballa, Jr. (2010) mendefinisikan sains sebagai cara khusus untuk mengetahui tentang alam berdasarkan observasi dan eksperimentasi, sedangkan pengetahuan yang tidak berlandaskan pada bukti empiris alam bukan bagian dari sains.Sains mempunyai dua dimensi, yakni dimensi dinamik dan dimensi statis. Dimensi dinamik dari sains menggambarkan sains sebagai aktivitas (proses) riset dan pengkajian dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan keterampilan-keterampilan proses (observasi, berhipotesis, eksperimentasi, dan sebagainya). Dimensi ini akan dikaji lebih lanjut pada bagian berikutnya yang disebut sebagai hakikat sains sebagai proses. Hakikat sains sebagai proses ini yang melahirkan keterampilan proses sains yang menjadi keterampilan kunci atau keterampilan sentral pada penemuan ilmiah (ilmuwan atau peneliti) dan pembelajaran (guru dan siswa). Dimensi statik dari sains menggambarkan sains sebagai produk sistem ide-ide (konten sains), yang pada dasarnya merupakan produk dari aktivitas riset dan pengkajian dalam sains (Farmer dan Farrell, 1980). Dimensi ini akan dibahas dalam hakikat sains sebagai produk. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka fokus bahasan dalam artikel ini adalah hakikat sains yang dispesifikkan pada fisika, keterbatasan sains dan keterampilan proses sains. 
Filsafat ilmu berusaha menjelaskan hakekat ilmu fisika yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu fisika itu sendiri, dan yang cenderung terfragmentasi. Untuk itu, filsafat ilmu berperan dalam. 
1. menghindarkan diri dari memutlakkan kebenaran ilmiah dan menganggap bahwa ilmu sebagai satusatunya cara memperoleh kebenaran; 
2. melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu; 
3. menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya; dan 
4. melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu. Dengan demikian filsafat ilmu merupakan telaah yang berkaitan dengan objek apa yang dikaji oleh ilmu fisika (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu fisika itu (epistemologi), dan apa manfaat ilmu fisika (aksiologi). 
Hakikat fisika terdiri atas fisika sebagai proses dan fisika sebagai produk. Produk fisika diantaranya adalah fakta, data, konsep, hukum (hukum Newton, hukum Coulomb, dan lain-lain), prinsip, aturan, teori (teori kinetik gas, dan lain-lain) dan model (model atom, model galaksi, dan lain-lain). Fisika sebagai aktivitas (proses) riset dan pengkajian dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan keterampilan-keterampilan proses (observasi, berhipotesis, eksperimentasi, dan sebagainya). Saran untuk pembaca adalah pentingnya filsafat ilmu, dengan filsafat melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu dan menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya, serta dengan berfilsafat melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu.
 
Link sumber : https://images.app.goo.gl/3fcCvSpFci94vihA7                                      https://sg.docworkspace.com/d/sIHjw7ZBYkLqskAY  
 

Posting Komentar

0 Komentar