Optic
On The Sky
Gambar.
Fenomena Halo Matahari, di Kec. Selakau Kab. Sambas
Optik
adalah suatu alat yang bekerja
dengan prinsip cahaya. Alat optik memudahkan hidup manusia dalam melihat atau
mengabadikan segala sesuatu. Melalui alat optik, manusia bisa menikmati
keindahan alam, mengabadikan momen-momen terbaik, dan memperjelas objek-objek
kecil. Salah satu alat optik adalah mata . Mata adalah salah satu organ tubuh
yang berperan sebagai indera penglihatan. Mata dapat menangkap perubahan
cahaya. Dan perubahan spektrum cahaya membuat mata dapat melihat warna.
Namun
alat optik yang ada di langit bukanlah indra mata yang di miliki langit. Optic on the sky adalah fenomena halo
matahari yang terjadi di langit biru. Mau tau kenapa bisa terjadinya fenomena halo
matahari?
Halo adalah berasal dari kata yunani
yang merupakan fenomena optis berupa
lingkaran cahaya di
sekitar matahari dan bulan, dan
kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada
berbagai macam halo, tetapi umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus (biasanya cirrostratus) yang dingin yang berada 5–10 km
atau 3–6 mil di lapisan atas troposfer.
Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari
direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga
sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara
dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi
Sementara
halo terbentuk ketika cahaya menerpa kristal-kristal es atmosfer. Kristal es
itu kemudian membelokkan dan memfokuskan cahaya hingga membentuk lingkaran.
Adapun kristal yang dapat membentuk halo memiliki enam sisi atau disebut
kristal heksagonal. Kristal-kristal juga memantulkan cahaya dengan cara lain
sehingga menghasilkan banyak kejadian menakjubkan. Di antaranya parhelion atau matahari
semu yang berupa bayangan ganda, busur, dan tugu matahari.
Menurut Prof. Thomas Djamaluddin dari Lembaga
Penerbangan dan Antariska Nasional (LAPAN) dalam Okezone.com mengatakan bahwa,
fenomena halo adalah ketika terjadi pembiasan cahaya matahari oleh kristal es
di awan langit. Hampir mirip dengan fenomena pelangi. Kalau pelangi terjadi
karena pembiasan sinar matahari oleh air hujan yang ada di awan. Maka halo
terjadi karena pembiasan sinar matahari oleh kristal es yang ada di awan.
Dikutip
dalam situs NASA, pada umumnya Halo melibatkan putaran radius 220 Halo
dan sundogs (Parhelia). Dalam gambar diatas, menunjukkan matahari dikelilingi
oleh 220 Halo dan dilambungi (sisi) oleh sundogs. Parhelic
circle adalah biasan cahaya kristal yang melepasi sundogs dan
mengelilinginya. Kadangkala ia melapisi keseluruhan ruang langit dalam latitut
yang sama dengan matahari. Pembinaan tangen ketinggian dan rendah (Upper
Tangent and Lower Tangen arc) menyentuh secara terus dengan 220 Halo
sama ada di atas atau dibawah matahari. Pembuatan lengkungan (Circumzenithal
arc) akan terjadi di atas kristal tersebut.
Menurut
Fisikawan Untan Leo Sutrisno mengatakan, peristiwa matahari dikelilingi cincin
pelangi di saat langit cerah tiada hujan itu disebut fenomena halo 220.
Peristiwa ini terjadi apabila berkas cahaya matahari menembus lapisan awan
Cirrus yang tipis. Awan Cirrus berada di sekitar 7.000 km dari permukaan laut.
Pada posisi setinggi ini, uap air berubah menjadi kristal es. Kristal es
berbentuk heksagonal (segi enam). Berkas cahaya matahari menembus kristal es
yang berbentuk segi enam beraturan. Berkas itu oleh kristal es dibiaskan dengan
sudut devisiasi sekitar 220. Berkas cahaya putih yang berasal dari
matahari terdiri dari banyak warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu, Warna-warna inilah yang sering kita sebut pelangi.
Nah
itulah sedikit penjelesan terkait fenomena halo matahari yang sering kita lihat
di langit.
Sumber :
1.
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-optik-jenis-jenis-fungsi-dan-contohnya-1wlkxNhXOhl/2
2.
https://id.wikipedia.org/wiki/Halo_(fenomena_optis)
3.
http://ardiwiranata94.blogspot.com/2014/06/fenomena-halo-matahari.html
4.
https://www.ilmusains.com/2019/02/fenomena-halo-matahari-di-jawa-tengah.html
Nama : Rahayu
NIM : H1021191022
0 Komentar